Jumat, 01 Maret 2013

Struktur Atom


Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dasar tersusun dalam atom. Partikel penyusun atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. 

Atom bermuatan netral berbentuk bulat, terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh satu atau lebih elektron yang bermuatan negatif.




Proton
Proton pertama kali ditemukan oleh Eugene Goldstein melalui percobaan sinar katoda yang telah dimodifikasi pada tahun 1886. Ia menggunakan tabung sinar katoda dimana plat katoda telah di lubangi. Sewaktu sinar katoda merambat menuju anoda, ia mengamati adanya sinar lain yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat katoda. Oleh karena arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah tersusun dari partikel-partikel bermutan positif. 
Sewaktu sinar katoda bergerak menuju anoda, partikel-partikel sinar katoda (elektron) melewati ruang dalam tabung yang mengandung partikel-partikel gas. Sebagian partikel sinar katoda akan bertumbukkan dengan partikel/atom gas. Tumbukkan tersebut menyebabkan elektron dalam atom gas terlempar keluar. akibatnya, atom gas menjadi bermuatan positif.

Pada tahun 1906, Ernest Rutherford dari Inggris menggunakan spektrofotometer massa (modifikasi tabung sinar katoda) untuk membuktikan keberadaan partikel bermuatan positif. Rutherford mendapati bahwa atom Hidrogen (H) menghasilkan partikel bermuatan positif yang paling ringan. massa partikel positif dari atom-atom lainnya merupakan kelipatan massa partikel positif atom H.

Baru pada tahun 1919, partikel bermuatan positif dari atom H diberi nama Proton. Proton dari bahasa yunani "Proteios" artinya "yang terpenting". Massa proton sekitar 1,672 x 10-27 kg, jauh lebih besar dari massa elektron ( setara 1835 kali massa elektron). meski istilah proton belum digunakan, penemuan partikel positif (proton) telah mendorong lahirnya model atom Rutherford.

Massa proton setara dengan 0,00055 sma ~ 0 sma

Elektron
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun  1897. Penemuan elektron diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan anode.
Sifat sinar katode, antara lain:
1. merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;
2. merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling;
3. bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif;
4. dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.
J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m) sebesar 1,76 ×
108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10-19 C. Dengan demikian, maka harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m).
Nilai e/m = 1,76 x 108 C/g, maka
Massa 1 elektron =9.11 x 10-28 g

Neutron
Pada tahun 1932, James Chadwick melalui eksperimen yang dilakukannya yaitu dengan menembaki atom berilium dengan sinar alfa membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri atas partikel netral yang massanya hampir sama dengan massa proton. Oleh karena netral, partikel itu dinamai neutron. Percobaan lebih lanjut membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel dasar penyusun inti atom.


Share this

0 Comment to "Struktur Atom"

Posting Komentar