Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel
dasar tersusun dalam atom. Partikel penyusun atom terdiri dari proton, neutron dan elektron.
Atom bermuatan netral berbentuk bulat, terdiri atas inti yang
bermuatan positif dan dikelilingi oleh satu atau lebih elektron yang
bermuatan negatif.
Proton
Proton pertama kali ditemukan oleh Eugene Goldstein melalui percobaan sinar katoda yang telah dimodifikasi pada tahun 1886. Ia
menggunakan tabung sinar katoda dimana plat katoda telah di lubangi.
Sewaktu sinar katoda merambat menuju anoda, ia mengamati adanya sinar
lain yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat
katoda. Oleh karena arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah
tersusun dari partikel-partikel bermutan positif.
Sewaktu
sinar katoda bergerak menuju anoda, partikel-partikel sinar katoda
(elektron) melewati ruang dalam tabung yang mengandung partikel-partikel
gas. Sebagian partikel sinar katoda akan bertumbukkan dengan
partikel/atom gas. Tumbukkan tersebut menyebabkan elektron dalam atom
gas terlempar keluar. akibatnya, atom gas menjadi bermuatan positif.
Pada tahun 1906, Ernest Rutherford dari Inggris menggunakan spektrofotometer massa (modifikasi tabung sinar katoda) untuk membuktikan keberadaan partikel bermuatan positif. Rutherford mendapati bahwa atom Hidrogen (H) menghasilkan partikel bermuatan positif yang paling ringan. massa partikel positif dari atom-atom lainnya merupakan kelipatan massa partikel positif atom H.
Baru pada tahun 1919, partikel bermuatan positif dari atom H diberi nama Proton. Proton dari bahasa yunani "Proteios" artinya "yang terpenting". Massa proton sekitar 1,672 x 10-27 kg, jauh lebih besar dari massa elektron ( setara 1835 kali massa elektron). meski istilah proton belum digunakan, penemuan partikel positif (proton) telah mendorong lahirnya model atom Rutherford.
Massa proton setara dengan 0,00055 sma ~ 0 sma
Elektron
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron diawali dengan
ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson
meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan
bahwa sinar katode ini merupakan partikel, sebab dapat memutar
baling-baling yang diletakkan di antara katode dan anode.
Sifat sinar katode, antara lain:
1. merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;
2. merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling;
3. bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif;
4. dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.
J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m) sebesar 1,76 ×
108
C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas
Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10-19 C. Dengan demikian, maka harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m).
Nilai e/m = 1,76 x 108 C/g, maka
Massa 1 elektron =9.11 x 10-28 g
Neutron
Pada tahun 1932, James Chadwick melalui eksperimen yang
dilakukannya yaitu dengan menembaki atom berilium dengan sinar alfa membuktikan bahwa radiasi tersebut
terdiri atas partikel netral yang massanya hampir sama dengan massa
proton. Oleh karena netral, partikel itu dinamai neutron. Percobaan
lebih lanjut membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel dasar
penyusun inti atom.
0 Comment to "Struktur Atom"
Posting Komentar